Sabtu, 25 Oktober 2014

Presiden Jokowi



History Of Jokowi
to  Become The 7th President of Indonesia

Oleh Resty Nursabella

YunaSakurasou@yahoo.com

Joko Widodo bisa dikenal dengan sebutan Jokowi. Jokowi ialah presiden  ketuju setelah Presiden SBY,  yang telah mengalami pensiun sebagai Presiden yang ke enam. Jokowi telah di lantik sebagai presiden pada tanggal 20 Oktober 2014 yang lalu.  Laki-laki lulusan dari fakultas  kehutanan UGM ini mengalami kehidupan yang serba sederhana. Dimulai dengan kisah hidupnya pada masa kecil, yang dulu itu sangat susah untuk belajar, tidak seperti orang-orang lain yang mempunyai uang lebih untuk mengikuti les tambahan.
Pada waktu yang lalu Jokowi mengunjungi sebuah sekolah di Jakarta dan ia bertanya kepada salah satu siswa “Habis pulang dari sekolah, kamu belajar dari jam berapa ke jam berapa?” , siswa itu menjawab “Dari jam ke 7 sampai jam 9 malam” . Setelah itu,  Jokowi menceritakan kehidupan masa kecilnya sebagai anak tukang kayu yang hidupnya serba pas-pasan. “Dulu itu saya tinggal di bantaran kali, ndak seperti yang lain bisa ikut les macam-macam. Kalau biasanya mereka belajar dari jam 7 sampai jam 9, saya belajar lebih dari jam 7 sampai jam 11” . Jokowi disana mengajarkan mereka untuk selalu giat belajar supaya dapat mencapai cita-cita mereka yang tinggi.
Selebih lagi kisah Jokowi yang pertama kali memulai kehidupannya di dunia politik.  Olok-olok itu yang biasa di sebut untuk pria kelahiran 21 Juni 1961 ini. Di saat pertama kali Jokowi mulai mencalonkan diri sebagai walikota solo. Berbagai orang tidak yakin atas kemampuan Jokowi untuk memerintah, di tambah lagi pesaingnya adalah politisi dan birokrat yang sudah merasakan dunia perpolitikan. Tetapi , ajaibnya ia menang mutlak atas saingan-saingannya di atas 90 persen, dan akhirnya dia memulai kehidupannya sebagai walikota solo.
Walikota solo itu status pertama untuk memulai kehidupan ke dunia politik yang lebih luas. Dari tengah-tengah Pulau Jawa tempat ia dilahirkan, ia terbang menuju Jakarta karena  partai PDI Perjuang  yang mengusulkannya untuk bertarung di pusat kekuasaan yang lebih berat yaitu sebagai Calon gubernur DKI Jakarta. Saat itu ia berhadapan dengan Fauzi Bowo atau bisa disebut dengan Foke yang sedang berada di puncak kekuasaannya. Mulailah berbagai olokan dari media tentang Jokowi yang berpasangan dengan Basuki ”Ahok” yang langsung menjadi objek cemooh bahkan bernuansa SARA (Suku, Agama , Ras dan Antargolongan). Olok-olokan itu semakin besar di saat pasangan Jokowi-Ahok maju ke putaran kedua dari lima pasang calon gubernur. Tetapi itu tidak membuat pasangan tersebut melemah.
Sebuah catatan menarik timbul yaitu lahirnya apa yang kemudian dikenal dengan “relawan” politik. Khususnya anak-anak muda yang menunjukkan ketidakpuasan kepada penguasa yang sudah lama berkuasa tetapi tidak menghasilkan hal yang bermakna. Oleh karena itu lahirnya voluntir , yang pertama dimulai dengan membuat sebuah lagu menarik tentang Jokowi-Ahok di dunia maya, dan usaha-usaha lain yang menarik perhatian terhadap pasangan Jokowi-Ahok. Pada akhirnya, takdir memutuskan untuk menjadikan Jokowi sebagai gubernur baru di DKI Jakarta dan Ahok sebagai wakil gubernur.
Usaha-usaha Jokowi membuat penduduk Jakarta kagum, Jakarta yang mulanya sering mengalami kemacetan lalu lintas, sedikit demi sedikit berkurang, dan  hal-hal yang sampai sekarang masih belum terselesaikan, mulai dari hal yang sepele maupun yang besar dan tahap demi tahap teratasi. Sikap Jokowi yang sederhana, humble, dan down to earth , yaitu langusng ke TKP itu membuat masyarakat dan orang-orang di media kagum akan aksinya. Hingga pada akhirnya sebuah keputusan dari ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengusulkan Jokowi untuk berhenti menjadi gubernur DKI Jakarta dan menjalankan kehidupan barunya sebagai pemimpin baru Indonesia yaitu menjadi Presiden.
Tentu itu bukan keputusan yang mudah apalagi pesaing terberatnya adalah Prabowo Subianto yang memiliki keunggulan kebih tinggi dari Jokowi. Prabowo yang memiliki pendidikan yang tinggi, dan juga ia  berasal dari keluarga kaya yang elite serta ia juga merupakan mantan militer, sedangkan Jokowi hanyalah orang rakyat biasa yang mempunyai pendidikan yang biasa saja. Tetapi itu tidak membuat Jokowi gentar, dia menerima dan mencalonkan dirinya menjadi capres Indonesia bersama Jusuf Kalla, dan akhirnya pasangan ini dikenal dengan Jokowi-JK nomor urutan dua, dari pasangan Prabowo-Hatta yang beurutan nomor satu.
Lagi-lagi sebagian besar public meremehkan terhadap sosok Jokowi yang di anggap tidak layak atau tidak pantas sebagai Presiden RI, apalagi wajahnya yang “krempeng” dan wajah “Wong Deso” itu sangat tidak pantas di anggap Presiden RI, itu pendapat para masyarakat yang tidak menyukai Jokowi . Hingga pada Pilpres pada tanggal 9 juli 2014 Prabowo-Hatta harus menerima dengan lapang dada tentang hasil voting kemenangan Jokowi-JK. Beberapa jam sebelum KPU menetapkan si Penerima Takdir Prabowo-Hatta menarik diri karena telah yakin bahwa mereka sudah tahu pasti akan kalah. Akhirnya keputusan telah ditetapkan bahwa kemenang telah jatuh kepada pasangan berurut nomor dua yaitu Jokowi-JK. Jokowi pun menjadi Presiden yang ketujuh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar